Kekejaman tuan terhadap budaknya yang sangat mengerikan

Perbudakan mengacu pada suatu kondisi di mana suatu individu dimiliki oleh orang lain, yang mengontrol kondisi umum kehidupan mereka, diantaranya di mana mereka tinggal, apa yang mereka makan, pekerjaan mereka, gerakan, dll. Perbudakan telah ada sepanjang sejarah, menyebar melalui hampir setiap budaya, kebangsaan dan agama, dari zaman kuno sampai hari ini. Orang Yunani kuno, Romawi, Inggris, Portugis, Spanyol, Inca, Aztec, dan sebagainya. Semua yang terlibat dalam perdagangan budak dalam satu bentuk atau yang lain.

Perdagangan budak adalah salah satu fenomena sosial dalam sejarah yang berhubungan dengan sesuatu kekejaman dan tidak manusiawi. Budak adalah properti tuan mereka, mereka diperlakukan dengan cara yang paling aneh dan tanpa rasa kemanusiaan. 

Berikut adalah beberapa kekejaman tuan terhadap budaknya yang paling mengerikan dan pernah terjadi:

8. Shackling (membelenggu)

Shackling

Penggunaan belenggu dan borgol di pasar budak selalu menjadi salah satu aspek yang paling mengejutkan dari perbudakan sepanjang sejarah. Belenggu yang umum digunakan pada awal abad ke-15 untuk budak adalah rantai, baik pada pergelangan tangan, pergelangan kaki bahkan leher. Menurut catatan antara tahun 1780-1804 artefak terbuat dari besi tempa. Artefak ini digunakan untuk membelenggu pergelangan tangan dan pergelangan kaki mereka setiap akan diangkut. Penggunaan belenggu untuk memperbudak orang Afrika adalah lazim dan digunakan sampai tahun 1860-an. Di kapal budak, budak-budak itu di naikan secara kasar ke kapal dan dikemas ke dalam ruang yang ketat, saling tindis hingga terkadang tak mampu bergerak atau bernapas.

Terbuat dari besi yang berat, belenggu ini tidak hanya digunakan sebagai sarana untuk menjaga budak, tapi itu juga merupakan cara untuk mempermalukan budak yang mencoba melarikan diri. Penggunaan kekang tersebut diyakini sebagai cara yang efektif bagi pemilik perkebunan secara fisik dan psikologis untuk mengendalikan budak mereka. Pembatasan pada budak ini mirip dengan yang digunakan pada tahanan pada saat itu, memberikan implikasi bahwa budak tidak lebih baik dari penjahat kriminal.

7. Branding (dimerek)
Branding


Branding kadang-kadang digunakan untuk menandai rutin semua budak selama perdagangan budak untuk tujuan identifikasi atau sebagai hukuman, tetapi lebih sering digunakan mengenali budak untuk memastikan mereka kembali jika mereka melarikan diri lagi. Lokasi bagian tubuh yang akan dimerek itu bervariasi, seperti telapak, punggung, bahu, bokong atau perut, dan wajah menjadi lokasi favorit untuk hukuman, dan ditentukan oleh tuannya.
 
6. Brutal Whipping (Cambuk dengan brutal)
Brutal Whipping

 Metode utama yang digunakan untuk mengontrol perilaku budak adalah ancaman cambuk. Cambukan dan pemukulan biasanya begitu mengerikan dan seburuk yang anda bisa bayangkan. Jumlah cambukan tergantung pada keseriusan pelanggaran, walaupun biasanya selalu banyak. Budak dicambuk setiap hari tidak peduli apakah telah melakukan pelanggaran serius atau tidak. Cambukan dan tindakan penyiksaan lainnya adalah bentuk pikiran dan kontro tubuh. Cara untuk kembali menegaskan dominasi tuan mereka, mengacaukan para budak atau menjaga mereka membungkuk pada tuannya. Tanpa pengecualian entah muda, tua, laki-laki, perempuan bahkan wanita hamil.

5. Menggosokan Lada, Garam atau Zat keras lainnya pada Luka

Biasanya setelah dicambuk dengan tingkat keparahan yang tidak manusiawi tentu meninggalkan bekas luka permanen dan pembengkakan. Acar garam, air jeruk nipis, garam panas, terpentin atau lada burung akan digosok pada luka tersebut, bahkan dalam keadaan tangan terikat yang membuat budak tersebut akan menahan rasa sakit yang luar biasa.

4. Torture Instruments

Seorang budak kulit hitam pernah menceritakan bagaimana ia disiksa dengan lehernya dibungkus besi berbentuk aneh dan membuatnya sulit untuk bekerja. Dia menyatakan bahwa dia memakainya selama dua bulan sehingga membuatnya sulit berbaring dan beristirahat diwaktu malam, dan sangat memberatkan di siang hari. Sangat mengerikan!.

3.  Sexual Assault

Kelompok budak wanita diberi label "Jezebels" oleh pemiliknya. Para perempuan ini diduga mengalami pelecehan seksual beberapa kali sepanjang hari. Kadang-kadang, laki-laki juga mengalami pelecehan seksual oleh gundik, atau dipaksa untuk berhubungan seks dengan sesama budak untuk menghasilkan anak-anak yang akan bekerja untuk tuan mereka nantinya.

2. Mutilasi - Amputasi, Penyiksaan Genital, Pengebirian

Hukuman pada budak juga memotong atau menghilangkan beberapa bagian tubuh budak yang tidak berguna seperti jari, telapak tangan, telinga, alat kelamin, dll. Penyiksaan kelamin dan pengebirian sering digunakan sebagai hukuman agar jera untuk melakukan pelanggaran seksual. Tapi ironisnya sering para tuan salah tuduh dan budak yang mengalaminya. Pengebirian sering dilakukan dengan cara yang jijik, (menggunakan pisau kebiri atau burdizzo lokal), dan tanpa diberikan perawatan medis. Pada wanita, mereka akan mengalami penyiksaan parah yang mengakibatkan alat kelamin mereka benar-benar rusak. Sebagian besar korban dari bentuk penyiksaan ini hampir tidak dapat bertahan hidup karena begitu beratnya.

1. Eksekusi kejam - hukuman mati tanpa pengadilan, dibakar
 
 Kebanyakan eksekusi dilakukan dengan cara digantung. Jika mereka ingin membuatnya lebih mengerikan, mereka akan menggantung orang hidup dengan kail yang tertanam ke dalam salah satu paru-parunya. Mereka juga dapat memutuskan untuk menggantung budak terbalik. Bahkan jika tuannya menganggap budak telah melakukan pelanggaran berat maka budak akan dibakar hidup-hidup, biasanya budak digantung pada sebuah tiang atau pohon kemudian dieksekusi.

Itulah beberapa kekejaman tuan terhadap budaknya yang sangat mengerikan dan tidak manusiawi. Dan ingat, tidak ada jaminan bahwa fenomena perbudakan itu telah hilang untuk selamanya.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.